TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan buruk anak-anak zaman now yang gemar bermain gawai selama berjam-jam dan malas berolahraga rentan terkena masalah tulang ketika memasuki usia paruh baya. Sebab kebiasaan berlama-lama bermain gawai akan membuat proses pertumbuhan dan peletakan tulang tidak terjadi secara maksimal. Apa akibatnya?
Baca: Ribut Game PUBG, Intip Efek Positif dan Negatifnya bagi Anak
Dawn Skelton, profesor kesehatan dan penuaan dari Universitas Glasgow Caledonian, Skotlandia, menyebutkan jika seseorang tidak mengalami peletakan garis dasar tulang yang baik dan posisi yang benar, penuaan akan mulai terjadi jauh lebih awal dan kecelakaan (jatuh) sekecil apa pun akan menyebabkan patah tulang. Dan, penuaan dini pada tulang akan merembet menjadi masalah sosial lainnya.
“Kecuali jika kebiasaan tersebut berubah, generasi ini (generasi Z) bisa berakhir dengan patah tulang di usia 40 dan 50-an, alih-alih 70 hingga 80-an,” ujar Dawn Skelton.
Akibatnya, bisa jadi justru orang tua merekalah yang kelak mengurus anak-anak generasi sekarang di masa tua mereka. “Ini akan menjadi masalah tersembunyi yang menjadi epidemi ketika generasi anak-anak ini tumbuh dan mencapai usia pertengahan (abad)," ujar Dawn Skelton melanjutkan.
Perlu diketahui bahwa proses peletakan tulang dasar di masa anak-anak akan sulit diperbaiki ketika mereka sudah melewati usia remaja. “Bahkan jika Anda melakukan olahraga untuk membentuk tulang selama tiga hingga empat jam seminggu, massa tulang yang meningkat hanya sekitar tiga persen, sementara pada anak usia 12-13 tahun peningkatan massa tulangnya bisa mencapai 10 persen dengan jumlah latihan yang sama,” kata Dawn Skelton.
Jangan remehkan juga risiko osteoporosis atau pengeroposan tulang. Penyakit ini akan membuat kualitas hidup seseorang menurun sehingga tidak bisa menikmati kehidupan di masa tua secara maksimal.
Baca:
iPad Air dan Mini Diluncurkan, Perhatikan Batasan Usia dan Lama Anak Gunakan Gawai
“Saya telah menyaksikan kehidupan orang-orang menjadi hancur ketika mereka mendapatkan diagnosis osteoporosis. Mereka harus terus berada di dalam ruangan dan mengkhawatirkan tentang tulang yang rapuh agar bisa melakukan berbagai hal dengan benar dan menjaga tulang mereka tetap kuat sehingga bisa mengisi hari-hari di sisa kehidupannya,” kata Dawn Skelton.